Minggu, 09 November 2014

SEJARAH MEULIGOE ACEH (PENDOPO GUBERNUR ACEH)


    Setelah Aceh di duduki oleh pasukan kompeni Belanda tahun 1874, setelah membenah negeri yang kemudian di sebut masyarakat Aceh sebagai Kutaraja (namun, Belanda lebih suka menyebut nya "Kota Raja" yang jauh menyimpang dari makna Kutaraja yang sebenarnya. Ini barangkali yang berbau kolonial yang perlu dikembalikan kepada makna Kutaraja yang sebenarnya-Pen).

    Tahun 1881 sebuah bangunan yang ketika itu disebut istana, siap di bangun di atas bangunan istana Sultan Aceh yang di sebut Dalam. Di atas pertapakan bangunan Dalam itu dibangun sebuah rumah dinas resmi bergengsi yang setelah kemerdekaan Indonesia tahun 1945 disebut Pendopo Gubernuran dan sekarang ini disebut Meuligoe (Mahligai), tempat resmi siapapun yang menjabat sebagi Gubernur Aceh.

    Bangunan ini bahan bakunya melulu dari kayu yang di pesan khusus dari Kalimantan (kayu besi). Petinggi Belanda pertama yang menghuni tahun 1881 adalah Gubernur Militer dan Civil, Letnan Jenderal K. Van der Heijden yang oleh orang Aceh di sebut "Jenderal Bermata Sebelah" karena ketika memimpin pertempuran di Samalanga, sebelah matanya cedera ditembus peluru lasykar Aceh.



















    Dari berbagai sumber di katakan semenjak siap huni tahun 1881 ada 22 petinggi Belanda yang menempati bangunan tersebut, dan dalam masa pendudukan Jepang (1942-1945), hanya satu petinggi Dai Nippon sempat menempati  "istana" tersebut yaitu Jenderal Mayor Syozabaru Iino.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar